Pegawai Husnul Khotimah di bawah unit pembinaan putra dan putri mengikuti Pelatihan Psikologi Remaja pada hari Ahad (22/5). Pelatihan yang diselenggarakan Divisi HRD dan personalia Yayasan Husnul Khotimah mualai pukul 13.30 – 16.00 WIB mengangkat tema deteksi dini emosi pada anak dan remaja.
Hadir memberikan sambutan, H. Imam Nur Suharno selaku Kepala Divisi HRD dan Personalia, dalam sambutannya menegaskan bahwa para pembina perlu meningkatkan kapasitas dalam rangka mendidik para santri, sumber perubahan sebenarnya ada di dalam hati, sehingga anak-anak perlu disentuh hatinya, dan tidak lupa bagi para pembina untuk mendoakan para santri.
Dalam pelatihan tersebut Panitia menghadirkan Ibu Pihasniwati, S. Psi, M.A Dosen Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam pemaparannya menekankan akan pentingnya deteksi dini terhadap perubahan perilaku anak dan remaja serta gejalanya. Menurutnya problematika anak-anak di pesantren terjadi juga di anak-anak usia sekolah lainnya.
Menurut Ibu yang biasa dipanggil Hasni ini, biasanya adanya permasalahan remaja di pesantren itu karena permasalahan di rumahnya belum tuntas. Sementara arus yang ada di pesantren cukup deras. “dia belum siap” menurutnya. Seharusnya menurutnya, masa kanak-kanak sudah selesai di rumah. Anak-anak yang masa kanaknya merasa kehilangan pemenuhan kebutuhan dasarya di masa awal maka manifesnya di masa remaja.
Perasaan disukai, berharga, bernilai dan aman di dalam keluarga itulah yang seharusnya ada dalam dirinya. “Perasaan diabaikan akan meimbulkan adanya ruang divisit yang menuntut pemenuhan.” menurutnya disinilah masalah biasanya muncul.
Seorang pembina menurutnya perlu memilki kemampuan untuk menyentuh hati anak-anak, karena gelombangnya akan sampai kepada mereka. Penting untuk memahami dan merasakan isi hati mereka, Disinilah menurutnya perlunya seorang pembina banyak belajar bagaaimana psikologi remaja dengan banyak membaca jurnal psikologi atau contoh-contoh para ulama dalam pendidikan. karena pada masa remaja mereka lebih suka dipengaruhi daripada dikontrol. “kuatkan daya pengaruh, bukan daya kendali” imbuhnya.
lebih lanjut Pihasniwati menyampaikan, deteksi di awal akan memudahkan kita dalam penanganan remaja atau anak-anak. Apabila sudah ada gejala psikiatrik, maka harus dilakukan Psicological First Aid (pertolongan pertama secara psikologis). Santri bermasalah perlu dihubungkan dengan orang tua. Seorang pembina harus bisa melakaukan DLH (Dengar, Lindungi, dan hubungkan). Mendengar adalah upaya membangn kontak supaya tercapai stabilisasi, lindungi dia dengan memberi bantuan praktis dan tidak mengumbar masalah kalau perlu rujukan reveral sesuai strktur yang ada di pesantren. sementara itu dia juga harus bisa menemukan masalah dan menyampaikan kepada orang tuanya.